“Disaster Recovery” dirancang khusus tengan tujuan khusus untuk melakukan Recovery (Pemulihan) pada suatu sistem apabila terjadi seseatu seperti bencana alam atau masalah kelistrikan pada Data Center utama ( Primary Site ).

Asumsi dari Disaster Recovery sendiri adalah melakukan replikasi data pada satu sistem atau lebih ke lokasi tertentu dengan tujuan layanan yang diberikan oleh sistem tersebut akan tetap berjalan pada Data Center Backup ( Secondary Site ) walaupun sedang terjadi bencana alam atau masalah kelistrikan dalam jangka waktu yang panjang pada Data Center Utama ( Primary Site ).

Tools Disaster Recovery yang tepat, harus mempunyai kemampuan untuk melakukan test secara non-intrusively di dalam pengujian skenario failover. Solusi di dalam model pengetesan Disaster Recovery harus bisa melakukan simulasi atau mengisolasikan test environment. Sehingga skenario test dapat dilakukan secara berulang ulang untuk mendapatkan perencanaan recovery ( Recovery Plan ) yang terpusat, teroganisir dan otomatis.

Solusi Disaster Recovery tidak hanya untuk melakukan testing secara berulang ulang, tapi juga harus mempunyai kemampung untuk membuat “Reporting” dan “Customisasi” selama process recovery berlangsung.

Sebagai contoh, Tools Disaster Recovery bisa melakukan perubahan dalam konfigurasi network dan menjalankan sebuat sciprt yang merupakan kedua komponen penting dalam process recovery.

Screen Shot 2014-11-24 at 11.29.15 AM

Site Recovery Manager pada intinya dibangun dengan gagasan dapat mengatasi kegagalan ataupun gangguan sistem yang terjadi bukan lagi pada sistem dan server penyedia layanan melainkan pada level Data Center.

Tujuan dari solusi disaster recovery adalah membuat sistem menjadi otomatis, terpusat dan dapat dilakukan testing berulang kali sehingga menjadi sebuah “Recovery Plan” yang berfungsi memastikan waktu untuk melakukan recovery plan tersebut

Dan juga process recovery diketahui dan mudah dilakukan oleh siapapun baik secara proaktif untuk melakukan migrasi antar data center atau secara reaktif setelah terjadi permasalahan.

Site Recovery Manager dibutuhkan ketika :

  • Ketika dibutuhkan Recovery Data Center (Primary Site)  Secara Keseluruhan (Full), Sebagian (Partial) atau Salah satu sistem (Individu) jika diperlukan
  • Ketika dibutuhkan Scenario yang komples seperti prioritas dan ketergantungan terhadap sistem lain menjadi keharusan
  • Ketika Konsistensi dalam waktu process recovery dengan tujuan “Service Level Agreement” dan “Audit”
  • Ketika process testing melakukan recovery menjadi prioritas utama sebagai persiapan apabila terjadi bencana
  • Ketika membutuhkan lebih dari satu data center yang dilindungi (Protected)
  • Ketika Virtual Machine membutuhkan kostumisasi selama process failover ( IP Address, scripting, ect )
  • Untuk semua jarak dalam process protection dan failover.

Secara general ada beberapa hal yang anda perlu diperlukan, sebelum anda bisa membangun sebuah sistem DR dengan VMware vCenter SRM, seperti: Komponen-komponen terkait storage dan replikasi-nya (seperti lisensi), RPO, RTO, network, bandwidth, komponen-komponen VMWare, DNS, dan lain2.

Saya akan bahas dilain kesempatan lebih detail lagi tentang kebutuhan-kebutuhan untuk membangun VMware vCenter Site Recovery Manager